Keutamaan Puasa
Kaum
muslimin yang semoga yang dimuliakan oleh Allah ta’ala, bulan ramadan adalah bulan
yang penuh dengan barakah, bulan dimana segala kebaikan yang banyak terdapat di
sana, berikut ini kami akan memaparkan beberapa keutamaan bagi seorang muslim
yang berpuasa pada bulan tersebut.
Banyak
sekali ayat-ayat yang tegas dan jelas dalam Al-Qur’an yang memberikan anjuran
untuk melaksanakan puasa sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah dan
juga Allah ta’ala telah menjelaskan keutamaan-keutamaannya, seperti firman-Nya:
“Sesungguhnya
laki-laki dan perempuan yang muslim, laki-laki dan perempuan yang mukmin,
laki-laki dan perempuan yang tetap dalam ketaatannya, laki-laki dan perempuan
yang benar, laki-laki dan perempuan yang sabar, laki-laki dan perempuan yang
khusyuk, laki-laki dan perempuan yang bersedekah, laki-laki dan perempuan yang berpuasa,
laki-laki dan perempuan yang memelihara kehormatannya, laki-laki dan perempuan
yang banyak menyebut (nama) Allah, Allah telah menyediakan untuk mereka ampunan
dan pahala yang besar.” (QS. Al-Ahzab: 35)
Puasa Merupakan Perisai Bagi Seorang Muslim
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Wahai
sekalian para pemuda, barang siapa di antara kalian telah mampu untuk menikah
maka hendaknya ia menikah, karena menikah dapat lebih menundukkan pandangan,
dan lebih menjaga kehormatan. Barang siapa yang belum mampu menikah maka
hendaklah ia berpuasa, karena puasa adalah penjaga baginya.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Maka pada
hadits ini Rasulullah memerintahkan bagi orang yang telah kuat syahwatnya akan
tetapi belum mampu untuk menikah maka hendaknya ia berpuasa, karena puasa dapat
menjadi pemutus syahwat ini, karena puasa menahan kuatnya anggota badan hingga
badan bisa terkontrol menenangkan seluruh anggota badan serta seluruh kekuatan
(yang jelek) bisa di tahan hingga dapat melakukan ketaatan dan di belenggu
dengan kendali puasa.
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:
“Tidaklah
seorang hamba yang berpuasa di jalan Allah kecuali akan Allah jauhkan dia
(karena puasanya) dari neraka sejauh tujuh puluh musim.” (HR. Bukhari dan
Muslim)
Maksud sabda
Rasulullah “70 musim” adalah perjalanan 70 tahun, sebagaimana yang dikatakan
oleh Ibnu Hajar dalam Fathul Bari (6/48)
Dan
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Barang
siapa berpuasa satu hari di jalan Allah maka Allah akan menjadikan di antara
neraka dan dirinya parit yang jaraknya sejauh bumi dan langit.”
Maka
hadits-hadits tersebut merupakan penjelasan tentang keutamaan berpuasa yang
dilakukan karena ikhlas mengharapkan wajah Allah ta’ala sesuai dengan petunjuk
yang telah diterangkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Puasa Bisa Memasukkan Seorang Hamba ke Dalam Surga
Puasa dapat
menjauhkan seorang hamba dari neraka, yang berarti mendekatkannya menuju surga.
Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah:
Seorang sahabat berkata kepada Rasulullah:
“Wahai
Rasulullah tunjukkan kepadaku suatu amalan yang bisa memasukkanku ke dalam
surga.”
Rasulullah
bersabda:
“Hendaklah
engkau melaksanakan puasa karena tidak ada yang semisal dengannya.” (HR.
Nasaai, Ibnu Hibban dan Al Hakim)
Pahala Orang yang Berpuasa Tidak Terbatas, Bau Mulutnya Lebih Wangi Daripada Wangi Kesturi dan Ia Memiliki Dua Kebahagiaan
Pahala Orang yang Berpuasa Tidak Terbatas, Bau Mulutnya Lebih Wangi Daripada Wangi Kesturi dan Ia Memiliki Dua Kebahagiaan
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Semua
amalan bani adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan
Aku yang akan membalasnya, dan puasa adalah perisai, jika salah seorang dari
kalian berpuasa maka janganlah ia berkata keji dan berteriak-teriak. Jika ada
orang yang mencacinya atau mengajaknya berkelahi maka hendaklah ia mengatakan,
’sesungguhnya aku sedang berpuasa’. Dan demi Allah yang jiwa Muhammad ada di
tangan-Nya, sesungguhnya bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi
Allah daripada bau misk. Orang yang berpuasa mempunyai dua kegembiraan, ia
bergembira ketika berbuka, dan ia bergembira ketika bertemu dengan rabbnya.”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Dalam
riwayat Bukhari disebutkan:
“Ia
meninggalkan makan, minum dan syahwatnya karena puasa untuk-Ku, dan aku yang
akan membalasnya, dan kebaikan itu akan digandakan sepuluh kali lipatnya.”
Dalam
riwayat muslim disebutkan:
“Semua
amalan bani adam akan dilipatgandakan, satu kebaikan akan dibalas dengan
sepuluh kali lipat hingga 700 kali lipatnya, Allah ta’ala berfirman, ‘Kecuali
puasa sesungguhnya puasa itu untuk-Ku dan aku yang akan membalasnya, ia
meninggalkan syahwat dan makannya karena aku, maka Aku yang akan membalasnya.’
Dan bagi orang yang berpuasa mempunyai dua kebahagiaan: kebahagiaan ketika
berbuka dan kebahagiaan ketika bertemu dengan Rabb-nya. Benar-benar mulut orang
yang berpuasa di sisi Allah lebih harum daripada harumnya misk.”
Puasa dan Al-Qur’an Akan Memberi Syafaat Kepada
Ahlinya Pada Hari Kiamat
Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Puasa dan
Al-Qur’an akan memberikan syafaat pada hari kiamat. Puasa mengatakan ‘Wahai
Rabbku, aku menghalanginya dari makan dan syahwat pada siang hari maka berilah
ia syafaat karenaku.’ Al-Qur’an pun berkata, ‘Aku menghalanginya dari tidur
pada malam hari maka berilah ia syafaat karenanya.” Rasulullah mengatakan,
“Maka keduanya akan memberikan syafaat.” (HR. Ahmad, Hakim)
Puasa Sebagai Kaffarat (Penebus Dosa yang Pernah
Dilakukan)
Di antara
keutamaan puasa yang tidak ada dalam amalan lain adalah Allah menjadikannya
sebagai kaffarat bagi orang yang memotong rambut kepalanya (ketika haji) karena
ada uzur sakit atau penyakit di kepalanya, puasa juga dapat menjadi kaffarat
bagi orang yang tidak mampu memberi kurban, kaffarat bagi pembunuh orang kafir
yang punya perjanjian karena tidak sengaja, juga sebagai kaffarat bagi orang
yang membatalkan sumpah atau yang membunuh binatang buruan di tanah haram dan
sebagai kaffarat zhihar (mentalak istri).
Allah ta’ala
berfirman:
“Dan
sempurnakanlah ibadah haji dan ‘umrah karena Allah. Jika kamu terkepung
(terhalang oleh musuh atau karena sakit), maka (sembelihlah) korban yang mudah
didapat, dan jangan kamu mencukur kepalamu, sebelum korban sampai di tempat
penyembelihannya. Jika ada di antaramu yang sakit atau ada gangguan di
kepalanya (lalu ia bercukur), maka wajiblah atasnya berfidyah, yaitu: berpuasa
atau bersedekah atau berkorban. Apabila kamu telah (merasa) aman, maka bagi
siapa yang ingin mengerjakan ‘umrah sebelum haji (di dalam bulan haji),
(wajiblah ia menyembelih) korban yang mudah didapat. Tetapi jika ia tidak
menemukan (binatang korban atau tidak mampu), maka wajib berpuasa tiga hari
dalam masa haji dan tujuh hari (lagi) apabila kamu telah pulang kembali. Itulah
sepuluh (hari) yang sempurna. Demikian itu (kewajiban membayar fidyah) bagi
orang-orang yang keluarganya tidak berada (di sekitar) Masjidil Haram
(orang-orang yang bukan penduduk kota Mekkah). Dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa Allah sangat keras siksaan-Nya.” (QS. Al-Baqarah: 196)
“Dan tidak
layak bagi seorang mukmin membunuh seorang mukmin (yang lain), kecuali karena
tersalah (tidak sengaja), dan barang siapa membunuh seorang mukmin karena
tersalah (hendaklah) ia memerdekakan seorang hamba sahaya yang beriman serta
membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh itu), kecuali
jika mereka (keluarga terbunuh) bersedekah. Jika ia (si terbunuh) dari kaum
(kafir) yang ada perjanjian (damai) antara mereka dengan kamu, maka (hendaklah
si pembunuh) membayar diyat yang diserahkan kepada keluarganya (si terbunuh)
serta memerdekakan hamba sahaya yang beriman. Barang siapa yang tidak
memperolehnya, maka hendaklah ia (si pembunuh) berpuasa dua bulan
berturut-turut untuk penerimaan taubat dari pada Allah, dan adalah Allah Maha
mengetahui lagi Maha Bijaksana.” (QS. An-Nisaa: 92)
“Allah tidak
menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpahmu yang tidak dimaksud (untuk
bersumpah), tetapi Dia menghukum kamu disebabkan sumpah-sumpah yang kamu
sengaja, maka kaffarat (melanggar) sumpah itu, ialah memberi makan sepuluh
orang miskin, yaitu dari makanan yang biasa kamu berikan kepada keluargamu,
atau memberi pakaian kepada mereka atau memerdekakan seorang budak. Barang
siapa tidak sanggup melakukan yang demikian, maka kaffaratnya puasa selama tiga
hari, yang demikian itu adalah kaffarat sumpah-sumpahmu bila kamu bersumpah
(dan kamu langgar), dan jagalah sumpahmu. Demikianlah Allah menerangkan
kepadamu hukum-hukum-Nya agar kamu bersyukur (kepada-Nya).” (QS. Al-Maa-idah:
89)
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu membunuh binatang buruan, ketika kamu
sedang ihram. Barang siapa di antara kamu membunuhnya dengan sengaja, maka
dendanya ialah mengganti dengan binatang ternak seimbang dengan buruan yang
dibunuhnya, menurut putusan dua orang yang adil di antara kamu sebagai hadyu
yang dibawa sampai ke Ka’bah atau (dendanya) membayar kaffarat dengan memberi
makan orang-orang miskin atau berpuasa seimbang dengan makanan yang dikeluarkan
itu, supaya Dia merasakan akibat buruk dari perbuatannya. Allah telah memaafkan
apa yang telah lalu. Dan Barang siapa yang kembali mengerjakannya, niscaya
Allah akan menyiksanya. Allah Maha Kuasa lagi mempunyai (kekuasaan untuk)
menyiksa.” (QS. Al-Maa-idah: 95)
“Orang-orang
yang menzhihar isteri mereka, kemudian mereka hendak menarik kembali apa yang
mereka ucapkan, Maka (wajib atasnya) memerdekakan seorang budak sebelum kedua
suami istri itu bercampur. Demikianlah yang diajarkan kepada kamu, dan Allah
Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan. Barang siapa yang tidak mendapatkan
(budak), Maka (wajib atasnya) berpuasa dua bulan berturut-turut sebelum
keduanya bercampur. Maka siapa yang tidak Kuasa (wajiblah atasnya) memberi
Makan enam puluh orang miskin. Demikianlah supaya kamu beriman kepada Allah dan
Rasul-Nya. dan Itulah hukum-hukum Allah, dan bagi orang kafir ada siksaan yang
sangat pedih.” (QS. Al-Mujadilah: 3-4)
Demikian
juga puasa dan shadaqah bisa menghapuskan musibah seseorang dari harta,
keluarga dan anaknya. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Fitnah
(musibah) seorang pria dalam keluarga (istrinya), harta dan tetangganya dapat
dihapuskan dengan shalat, puasa dan shadaqah.”
Orang yang Berpuasa Akan Mendapatkan Ar-Rayyan
“Sesungguhnya
dalam surga ada satu pintu yang di sebut dengan Ar-Rayyan. Orang-orang yang
berpuasa akan memasuki pintu tersebut pada hari kiamat, tidak ada selain mereka
yang akan memasukinya. Jika orang terakhir yang berpuasa telah masuk ke dalam
pintu tersebut maka pintu tersebut akan tertutup. Barang siapa yang masuk, maka
ia akan minum dan barang siapa yang minum maka ia tidak akan haus untuk
selamanya.” (HR. Bukhari dan Muslim), tambahan lafaz yang ada dalam kurung
merupakan riwayat Ibnu Khuzaimah dalam Shahih-nya no. (1903)
No comments:
Post a Comment