Cara Bersyukur Kepada Allah SWT
Membahas tentang syukur maka terlebih dahulu diuraikan
persoalan nikmat, sebab antara keduanya mempunyai hubungan yang sangat erat dan
saling keterkaiatan. Apa yang dimaksud dengan nikmat itu?. Imam Ghazali
merumuskan “ setiap kebaikan, kelezatan, kebahagian, bahkan setiap keinginan
yang terpenuhi, tapi nikmat yang sejati ialah kebahagian hidup ukhrawi, hari
kemudian yang abadi”.
Nikmat yang diperoleh dan dirasakan dalam kehidupan ini ada dua,
Pertama, nikmat yang bersifat fitri atau asasi, yaitu yang dibawa oleh manusia ketika lahir. Sebagaimana Firman Allah. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl:78)
Pertama, nikmat yang bersifat fitri atau asasi, yaitu yang dibawa oleh manusia ketika lahir. Sebagaimana Firman Allah. “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl:78)
Kedua, nikmat yang
mendatang, yang diterima dan yang dapat dirasakan sewaktu-waktu. Firman Allah :
“Dan suatu tanda (kekuasaan Allah yang besar) bagi mereka adalah bumi yang
mati. kami hidupkan bumi itu dan kami keluarkan dari padanya biji-bijian, Maka
daripadanya mereka makan.Dan kami jadikan padanya kebun-kebun kurma dan anggur
dan kami pancarkan padanya beberapa mata air, Supaya mereka dapat makan dari
buahnya, dan dari apa yang diusahakan oleh tangan mereka. Maka mengapakah
mereka tidak bersyukur?”. (QS.Yasin:33-35)
Nikmat yang diterima manusia sangatlah banyak , tidak dapat dihitung
jumlahnya, tidak bisa dihitung beratnya. Sebagaimana Firman Allah “Dan jika
kamu menghitung-hitung nikmat Allah, niscaya kamu tak dapat menentukan
jumlahnya. Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang”.(QS.
An-Nahl:18)
Coba kita renungkan tentang kejadian manusia yang diciptakan Tuhan, seperti
anggota tubuh kaki, mulut, mata, telinga. Tak ubahnya laksana satu instrumen
yang maha lengkap, otomatis, yang bisa bergerak dan berfungsi pada waktu yang
sama. Sambil melihat, bisa bicara, berjalan dan lain-lain.Sudah sepantasnyalah
manusia berterima kasih terhadap nikmat tuhan yang demikian banyak. Berterima
kasih menurut istilah agama disebut syukur
Kebanyakan sifat manusia, baru akan menyadari nikmat yang diberikan Tuhan
kepadanya, apabila nikmat itu sudah hilang atau dicabut dari dirinya. Andaikan
buta matanya sebelah atau kakinya terpotong, barulah merasa betapa nikmatnya
mempunyai mata dan kaki sempurna. Jika sudah sakit, baru sadar betapa nikmatnya
kesehatan. Oleh sebab itu setiap nikmat yang diperoleh haruslah disyukuri,
berterima kasih kepada yang menganugerahkannya.
Lalu bagaimanakan cara bersyukur terhadap nikmat yang
telah diberikan oleh Tuhan. Setidaknya ada tiga cara yang harus kita lakukan :
- Bersyukur dengan hati,
kita haruslah sadar bahwa nikmat yang kita peroleh datangnya dari Allah
SWT, bukan dari selain Alllah SWT. Allah berfirman : “Dan apa saja
nikmat yang ada pada kamu, Maka dari Allah-lah (datangnya), dan bila kamu
ditimpa oleh kemudharatan, Maka Hanya kepada-Nya-lah kamu meminta
pertolongan”.(QS. An-Nahl:53)
- Bersyukur dengan lisan,
artinya dengam memperbanyak puji-pujian kepada Allah SWT yaitu membaca
Hamdallah (Alhamdulillah). Firman Allah “Dan terhadap nikmat Tuhanmu,
Maka hendaklah kamu siarkan(menyebutnya)”. (QS.Ad-Dhuhaa:11)
- Bersyukur dengan semua
naggota badan, yaitu dengan seluruh anggota badan haruslah mengerjalan
perbuatan kebaikan yang diperintahkan Tuhan dan meninggalakan semua
kemaksiatan yang dilarang-Nya.
Dengan demikian cara bersyukur tidak cukup hanya dengan memuji-memuji Tuhan,
tetapi haruslah sejalan dan seirama dengan pengakuan di hati dan diiringi pula
dengan perbuatan-perbuatan nyata, mentaati perintah dan menjauhi larangan Allah
SWT.
No comments:
Post a Comment