Sejarah Wafatnya Abu Bakar As-Siddiq
Mengenai wafatnya Abu Bakar As-Siddiq ini bertepatan dengan bulan Jumadil Akhir 13 H, para ahli sejarah ada yang mengatakan bahwa wafat beliau diwaktu antara Maghrib sampai dengan Isya’. Anas bin Malik r.a. berkata, “Sayyid Abu Bakar sangat sepuh sekaligus sesepuhnya para sahabat.”[ HR Imam Bukhari dalam ‘al-Tarikh al-Shaghir, Juz I, hlm. 31, Imam Muslim dalam ‘Shahih Muslim’ no. 2348].
Disebutkan oleh para sejarah bahwa sebab beliau jatuh sakit dan wafat bahwa beliau dan al-Harits seorang tabib yang masyhur pernah memakan khazirah 42 yang dihadiahkan kepada Abu Bakar, maka setelah memakan daging itu berkata al-Harits, “Angkatlah tangan anda wahai Khalifah Rasulullah, demi Allah sesungguhnya daging ini telah beracun, maka Abu Bakar segera mengangkat tangannya, sejak itu keduanya selalu merasa sakit-sakitan hingga akhirnya keduanya wafat satu tahun kemudian.[Ath-Thabaqat al-Kubra, 3-198].
Salah satu wasiat beliau kepada ‘Aisyah, : Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita untuk membuat pedang kaum muslimin, karena itu jika aku wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika ‘Aisyah menunaikan wasiat itu kepada Umar maka Umar berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya.[Ibid, 3-192 dengan sanad yang shahih].
Sayyid Abu Bakar berkata lagi pada putrinya, “Wahai putriku! Sepertinya aku pernah menghadiahimu sepetak kebun. Jika aku masih berhak atas kebun itu, maka serahkanlah kebun itu ke Baitul Mal.” Sayyidah Aisyah R.A. menjawab, “Ya, ayah. Akan aku serahkan kebun itu ke Baitul Mal.” Setelah itu, Sayyid Abu Bakar melanjutkan perkatannya, “Selama aku menjabat sebagai khalifah, aku sekeluarga tidak pernah makan sedikitpun dari dinar ataupun dirham milik kaum Muslimin. Kami hanya memakan roti keras sebagai hidangan sehari-hari. Dan kami hanya memakai pakaian usang yang tertempel di badan seperti yang kalian lihat saat ini. Kami juga tidak sedikitpun mengambil harta kaum Muslimin. Yang aku miliki hanya satu budak habsyah,
Ibn Sa’ad menyebutkan dengan sanadnya dari al-Qashim bin Muhammad dia berkata, Sayyid Abu Bakar khalifah yang pertama ini juga pernah berkata kepada para sahabatnya, “Wahai sahabatku! Lihatlah kedua selendang ini. Jika aku nanti mati, cucilah keduanya dan kafanilah aku dengannya. Sungguh mereka yang masih hidup lebih butuh pakaian yang baru ketimbang mereka yang mati.”[HR Imam Ahmad dalam ‘al-Zuhdi’ hlm. 136, Ibn Sa’ad dalam ‘Tabaqot kubra, Juz III, hlm. 196, Ibn Jarir dalam Tafsir Ibn Jarir, Juz XXVI, hlm. 100].
Ath-Thabari sejalan dengan riwayat diatas bahwa Sayyid Abu Bakar as-Sidiq r. a. wafat di hari ke-8 bulanJumadil Akhir tahun ke-13 Hijriah. Saat beliau wafat, usianya sama dengan saat Rasulullah wafat, yaitu 63 tahun. Jarir bin Abdillah r.a. menceritakan, “Saat aku sedang bersama Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dia berkata, ‘Saat Nabi wafat, beliau berusia 63 tahun. Abu Bakar pun wafat pada usia yang sama dengan Nabi. Begitu pula dengan usia Umar yang meninggal karena terbunuh’.”[Hadits shahih, HR Imam Bukhari dalam ‘al-Tarikh al-Shaghir, Juz I, hlm. 30, Ibn Sa’ad dalam ‘Tabaqot Kubra’, Juz III, hlm. 202, Imam Thabari dalam ‘Tarikh Thabari’, Juz III, hlm. 420].
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah, “Abu Bakar as-Shiddiq wafat pada hari senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Maghrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8 hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau mengalami sakit selama 15 hari.[ Al-Bidayah wan Nihayah 7-18].
Dalam Thabaqat Ibnu Sa’ad disebutkan bahwa masa kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan [Lihat Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3-202, Tarikh ath-Thabari 3-420] dan disitu ditambahkan masa kekhalifahannya lebih sepuluh hari, adapun Ibnu Katsir tidak menyebutkan hitungan lebih harinya.
Diriwayatkan Ummul Mukminin, Asiyah r.a. Dia berkata, “Mula-mula ayahku merasakan sakit sesaat setelah beliau selesai mandi. Saat itu bertepatan pada hari Senin tanggal 7 Jumadil akhir. Hari itu cuaca sedang dingin sekali. Saking dinginnya, beliau lalu terserang demam selama 15 hari dan tidak keluar rumah untuk mengimami shalat jamaah. Beliau meminta Umar bin Khattab supaya menggantikannya menjadi imam shalat bagi umat Islam.
Setelah selesai shalat, para sahabat datang menjenguk beliau yang sedang terbaring sakit. Yang beliau rasakan, semakin bertambah hari, maka bertambah pula sakitnya. Di sela-sela kondisi sakitnya itu, beliau menyempatkan diri menyinggahi rumah yang ditinggalkan Rasulullah SAW.(Tawssul dengan rumah Nabi) Pada hari yang sama, beliau juga menyempatkan mengunjungi Sayyidina Utsman bin Affan. Setelah Utsman bin Affan tahu bahwa beliau sakit, beliau mewajibkan seluruh kaum Muslim untuk menjenguk khalifah mereka yang sedang terbaring sakit.”
Akhirnya, khalifah Abu Bakar al-Sidiq r.a. wafat pada hari Senin sore menjelang malam. Saat itu bertepatan di hari ke-8 bulan Jumadil akhir pada tahun ke-13 Hijriah atau sekitar 2 tahun lebih setelah Nabi wafat. Beliau menjabat sebagai khalifah Islam yang pertama selama 2 tahun, 3 bulan ditambah 10 hari.[HR Ibnu Sa’ad dalam ‘Tabaqat Kubra, Juz III, hlm. 201- 202, Imam al-Hakim dalam Al-Mustadrak ala al-Shahihain’, Juz III, hlm. 63, Imam al-Thabari dalam ‘Tarikh al-Thabari’, Juz III, hlm. 419-420 Imam al-Dzahabi dalam‘Siyaru A’lami al-Nubala’, Juz IX, hlm. 469].
Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin al-Khaththab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin Affan, Setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.[Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3-202, Tarikh ath-Thabari, 3-420].
Abu Bakar Sangat Dicintai Rasulullah SAW
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَاللَّفْظُ لَهُمَا قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى كُلِّ خِلٍّ مِنْ خِلِّهِ وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا إِنَّ صَاحِبَكُمْ خَلِيلُ اللَّهِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan Waki'; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim; Telah mengabarkan kepada kami Jarir; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Umar; Telah menceritakan kepada kami Sufyan seluruhnya dari Al A'masy; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abdillah bin Numair dan Abu Sa'id Al Asyaj dan lafazh ini milik mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Waki'; Telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari 'Abdillah bin Murrah dari Abu Al Ahwash dari 'Abdullah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah, sungguh aku berlepas diri dari setiap yang mencintai kekasihnya. Sekiranya aku dibolehkan mengambil seorang kekasih, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Sesungguhnya sahabat kalian ini adalah kekasih Allah"[HR.muslim No : 4395].
Jaminan Surga Untuk Abu Bakar As-Siddiq
حدثنا قتيبة حدثنا عبد العزيز بن محمد عن عبد الرحمن بن حميد عن أبيه عن عبد الرحمن بن عوف قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أبو بكر في الجنة وعمر في الجنة وعثمان في الجنة وعلي في الجنة وطلحة في الجنة والزبير في الجنة وعبد الرحمن بن عوف في الجنة وسعد في الجنة وسعيد في الجنة وأبو عبيدة بن الجراح في الجنة
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad, dari ‘Abdurrahmaan bin Humaid, dari ayahnya, dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Auf, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Abu Bakar berada dalam surga, ‘Umar berada dalam surga, ‘Utsmaan berada dalam surga, ‘Aliy berada dalam surga, Thalhah berada dalam surga, Az-Zubair berada dalam surga, ‘Abdurrahmaan in ‘Auf berada dalam surga, Sa’d berada dalam surga, Sa’iid berada dalam surga, dan Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarraah berada dalam surga” [HR At-Tirmidziy no. 3747. HR Ahmad 1-193. dan dalam Al-Fadlaail no. 278. HR An-Nasaa’iy dalam Fadloilush-Shohabah no. 91. HR Abu Ya’laa no. 835. HR Ibnu Hibbaan no. 7002. dan masih banyak yang lainnya.
Disebutkan oleh para sejarah bahwa sebab beliau jatuh sakit dan wafat bahwa beliau dan al-Harits seorang tabib yang masyhur pernah memakan khazirah 42 yang dihadiahkan kepada Abu Bakar, maka setelah memakan daging itu berkata al-Harits, “Angkatlah tangan anda wahai Khalifah Rasulullah, demi Allah sesungguhnya daging ini telah beracun, maka Abu Bakar segera mengangkat tangannya, sejak itu keduanya selalu merasa sakit-sakitan hingga akhirnya keduanya wafat satu tahun kemudian.[Ath-Thabaqat al-Kubra, 3-198].
Salah satu wasiat beliau kepada ‘Aisyah, : Aku tidak meninggalkan harta untuk kalian kecuali hewan yang sedang hamil, serta budak yang selalu membantu kita untuk membuat pedang kaum muslimin, karena itu jika aku wafat tolong berikan seluruhnya kepada Umar. Ketika ‘Aisyah menunaikan wasiat itu kepada Umar maka Umar berkata, “Semoga Allah merahmati Abu Bakar, sesungguhnya dia telah membuat kesulitan (untuk mengikutinya) bagi orang-orang yang menjadi khalifah setelahnya.[Ibid, 3-192 dengan sanad yang shahih].
Sayyid Abu Bakar berkata lagi pada putrinya, “Wahai putriku! Sepertinya aku pernah menghadiahimu sepetak kebun. Jika aku masih berhak atas kebun itu, maka serahkanlah kebun itu ke Baitul Mal.” Sayyidah Aisyah R.A. menjawab, “Ya, ayah. Akan aku serahkan kebun itu ke Baitul Mal.” Setelah itu, Sayyid Abu Bakar melanjutkan perkatannya, “Selama aku menjabat sebagai khalifah, aku sekeluarga tidak pernah makan sedikitpun dari dinar ataupun dirham milik kaum Muslimin. Kami hanya memakan roti keras sebagai hidangan sehari-hari. Dan kami hanya memakai pakaian usang yang tertempel di badan seperti yang kalian lihat saat ini. Kami juga tidak sedikitpun mengambil harta kaum Muslimin. Yang aku miliki hanya satu budak habsyah,
Ibn Sa’ad menyebutkan dengan sanadnya dari al-Qashim bin Muhammad dia berkata, Sayyid Abu Bakar khalifah yang pertama ini juga pernah berkata kepada para sahabatnya, “Wahai sahabatku! Lihatlah kedua selendang ini. Jika aku nanti mati, cucilah keduanya dan kafanilah aku dengannya. Sungguh mereka yang masih hidup lebih butuh pakaian yang baru ketimbang mereka yang mati.”[HR Imam Ahmad dalam ‘al-Zuhdi’ hlm. 136, Ibn Sa’ad dalam ‘Tabaqot kubra, Juz III, hlm. 196, Ibn Jarir dalam Tafsir Ibn Jarir, Juz XXVI, hlm. 100].
Ath-Thabari sejalan dengan riwayat diatas bahwa Sayyid Abu Bakar as-Sidiq r. a. wafat di hari ke-8 bulanJumadil Akhir tahun ke-13 Hijriah. Saat beliau wafat, usianya sama dengan saat Rasulullah wafat, yaitu 63 tahun. Jarir bin Abdillah r.a. menceritakan, “Saat aku sedang bersama Mu’awiyah bin Abi Sufyan, dia berkata, ‘Saat Nabi wafat, beliau berusia 63 tahun. Abu Bakar pun wafat pada usia yang sama dengan Nabi. Begitu pula dengan usia Umar yang meninggal karena terbunuh’.”[Hadits shahih, HR Imam Bukhari dalam ‘al-Tarikh al-Shaghir, Juz I, hlm. 30, Ibn Sa’ad dalam ‘Tabaqot Kubra’, Juz III, hlm. 202, Imam Thabari dalam ‘Tarikh Thabari’, Juz III, hlm. 420].
Al-Hafizh Ibnu Katsir berkata dalam kitab Al-Bidayah wan Nihayah, “Abu Bakar as-Shiddiq wafat pada hari senin di malam hari, ada yang mengatakan bahwa Abu Bakar wafat setelah Maghrib (malam selasa) dan dikebumikan pada malam itu juga yaitu tepatnya 8 hari sebelum berakhirnya bulan Jumadil Akhir tahun 13 H, setelah beliau mengalami sakit selama 15 hari.[ Al-Bidayah wan Nihayah 7-18].
Dalam Thabaqat Ibnu Sa’ad disebutkan bahwa masa kekhalifahannya berjalan selama 2 tahun 3 bulan [Lihat Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3-202, Tarikh ath-Thabari 3-420] dan disitu ditambahkan masa kekhalifahannya lebih sepuluh hari, adapun Ibnu Katsir tidak menyebutkan hitungan lebih harinya.
Diriwayatkan Ummul Mukminin, Asiyah r.a. Dia berkata, “Mula-mula ayahku merasakan sakit sesaat setelah beliau selesai mandi. Saat itu bertepatan pada hari Senin tanggal 7 Jumadil akhir. Hari itu cuaca sedang dingin sekali. Saking dinginnya, beliau lalu terserang demam selama 15 hari dan tidak keluar rumah untuk mengimami shalat jamaah. Beliau meminta Umar bin Khattab supaya menggantikannya menjadi imam shalat bagi umat Islam.
Setelah selesai shalat, para sahabat datang menjenguk beliau yang sedang terbaring sakit. Yang beliau rasakan, semakin bertambah hari, maka bertambah pula sakitnya. Di sela-sela kondisi sakitnya itu, beliau menyempatkan diri menyinggahi rumah yang ditinggalkan Rasulullah SAW.(Tawssul dengan rumah Nabi) Pada hari yang sama, beliau juga menyempatkan mengunjungi Sayyidina Utsman bin Affan. Setelah Utsman bin Affan tahu bahwa beliau sakit, beliau mewajibkan seluruh kaum Muslim untuk menjenguk khalifah mereka yang sedang terbaring sakit.”
Akhirnya, khalifah Abu Bakar al-Sidiq r.a. wafat pada hari Senin sore menjelang malam. Saat itu bertepatan di hari ke-8 bulan Jumadil akhir pada tahun ke-13 Hijriah atau sekitar 2 tahun lebih setelah Nabi wafat. Beliau menjabat sebagai khalifah Islam yang pertama selama 2 tahun, 3 bulan ditambah 10 hari.[HR Ibnu Sa’ad dalam ‘Tabaqat Kubra, Juz III, hlm. 201- 202, Imam al-Hakim dalam Al-Mustadrak ala al-Shahihain’, Juz III, hlm. 63, Imam al-Thabari dalam ‘Tarikh al-Thabari’, Juz III, hlm. 419-420 Imam al-Dzahabi dalam‘Siyaru A’lami al-Nubala’, Juz IX, hlm. 469].
Pada waktu itu Umar menggantikan posisinya sebagai imam kaum muslimin dalam shalat. Ketika sakit beliau menuliskan wasiatnya agar tampuk pemerintahan kelak diberikan kepada Umar bin al-Khaththab, dan yang menjadi juru tulis waktu itu adalah Utsman bin Affan, Setelah surat selesai segera dibacakan kepada segenap kaum muslimin, dan mereka menerimanya dengan segala kepatuhan dan ketundukan.[Thabaqat Ibnu Sa’ad, 3-202, Tarikh ath-Thabari, 3-420].
Abu Bakar Sangat Dicintai Rasulullah SAW
حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ ح و حَدَّثَنَا إِسْحَقُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ أَخْبَرَنَا جَرِيرٌ ح و حَدَّثَنَا ابْنُ أَبِي عُمَرَ حَدَّثَنَا سُفْيَانُ كُلُّهُمْ عَنْ الْأَعْمَشِ ح و حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ وَأَبُو سَعِيدٍ الْأَشَجُّ وَاللَّفْظُ لَهُمَا قَالَا حَدَّثَنَا وَكِيعٌ حَدَّثَنَا الْأَعْمَشُ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ مُرَّةَ عَنْ أَبِي الْأَحْوَصِ عَنْ عَبْدِ اللَّهِ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَلَا إِنِّي أَبْرَأُ إِلَى كُلِّ خِلٍّ مِنْ خِلِّهِ وَلَوْ كُنْتُ مُتَّخِذًا خَلِيلًا لَاتَّخَذْتُ أَبَا بَكْرٍ خَلِيلًا إِنَّ صَاحِبَكُمْ خَلِيلُ اللَّهِ
Telah menceritakan kepada kami Abu Bakr bin Abu Syaibah; Telah menceritakan kepada kami Abu Mu'awiyah dan Waki'; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ishaq bin Ibrahim; Telah mengabarkan kepada kami Jarir; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Ibnu Abu 'Umar; Telah menceritakan kepada kami Sufyan seluruhnya dari Al A'masy; Demikian juga diriwayatkan dari jalur lainnya, Dan telah menceritakan kepada kami Muhammad bin 'Abdillah bin Numair dan Abu Sa'id Al Asyaj dan lafazh ini milik mereka berkata; Telah menceritakan kepada kami Waki'; Telah menceritakan kepada kami Al A'masy dari 'Abdillah bin Murrah dari Abu Al Ahwash dari 'Abdullah dia berkata; Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: "Ketahuilah, sungguh aku berlepas diri dari setiap yang mencintai kekasihnya. Sekiranya aku dibolehkan mengambil seorang kekasih, niscaya aku akan menjadikan Abu Bakar sebagai kekasih. Sesungguhnya sahabat kalian ini adalah kekasih Allah"[HR.muslim No : 4395].
Jaminan Surga Untuk Abu Bakar As-Siddiq
حدثنا قتيبة حدثنا عبد العزيز بن محمد عن عبد الرحمن بن حميد عن أبيه عن عبد الرحمن بن عوف قال قال رسول الله صلى الله عليه وسلم : أبو بكر في الجنة وعمر في الجنة وعثمان في الجنة وعلي في الجنة وطلحة في الجنة والزبير في الجنة وعبد الرحمن بن عوف في الجنة وسعد في الجنة وسعيد في الجنة وأبو عبيدة بن الجراح في الجنة
Telah menceritakan kepada kami Qutaibah : Telah menceritakan kepada kami ‘Abdul-‘Aziiz bin Muhammad, dari ‘Abdurrahmaan bin Humaid, dari ayahnya, dari ‘Abdurrahmaan bin ‘Auf, ia berkata : Telah bersabda Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam : “Abu Bakar berada dalam surga, ‘Umar berada dalam surga, ‘Utsmaan berada dalam surga, ‘Aliy berada dalam surga, Thalhah berada dalam surga, Az-Zubair berada dalam surga, ‘Abdurrahmaan in ‘Auf berada dalam surga, Sa’d berada dalam surga, Sa’iid berada dalam surga, dan Abu ‘Ubaidah bin Al-Jarraah berada dalam surga” [HR At-Tirmidziy no. 3747. HR Ahmad 1-193. dan dalam Al-Fadlaail no. 278. HR An-Nasaa’iy dalam Fadloilush-Shohabah no. 91. HR Abu Ya’laa no. 835. HR Ibnu Hibbaan no. 7002. dan masih banyak yang lainnya.
No comments:
Post a Comment