Abu Nawas yang cerdik kembali menemani penggemar blog ini. Jangan lupa share sebanyak-banyaknya ke media sosial karena siapa tahu ada yang belum membaca kisahnya.
Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun berbicara di depan rakyatnya.
"Setelah melaksanakan shalat Jumat besok, kalian jangan pulang terlebih dahulu karena saya akan membuat pengumuman yang sangat penting."
Rakyat yang hadir berbisik-bisik kiranya pengumuman apa yang akan disampaikan oleh raja mereka.
Setelah shalat Jumat selesai, raja membacakan pengumuman.
"Tempat di sekitar masjid kita ini sangatlah ramai dan penuh sesak. Jadi, saya akan memindahkan masjid kita ini ke lokasi lain. Siapapun orangnya yang bisa memindahkan masjid ini, maka akan aku beri hadiah sekarung emas."
Tampaknya tak seorang pun dari rakyatnya menyanggupi permintaan raja mereka. Raja Harun mengulanginya beberapa kali kemudian memandangi rakyatnya satu per satu.
Terhentilah pandangan ketika tampak sosok yang tak asing lagi yaitu Abu Nawas. Kemudian raja menunjuk Abu Nawas sambil berkata,
"Abu Nawas, bagaimana denganmu?" tanya raja.
Abu Nawas terkejut juga, dan beliau menjawab,
"Saya akan memindahkan masjid, tapi saya mempunyai satu syarat, Baginda?"
"Apa itu, katakanlah, "jawab Baginda.
"Sebelumnya setelah shalat Jumat besok, Baginda mengadakan pesta jamuan untuk rakyat," jelas Abu Nawas.
"Baiklah kalau memang begit syaratnya," jawab Baginda.
Semua yang hadir di situ terdiam seribu bahasa. Merekan heran sekali dengan kesanggupan yang dilontarkan oleh Abu Nawas. Mereka tak bisa membayangkan bagaimana Abunawas memindahkan masjid.
Akhirnya, hari Jumat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Setelah selesai melaksanakan shalat Jumat di masjid, mereka semua menyantap hidangan yang lezat-lezat yang telah disiapkan oleh raja.
Setelah pesta usai, raja pun mengingatkan Abu Nawas,
"Wahai Abu Nawas, kini saatnya engkau melaksanakan pekerjaanmu," ujar raja.
Tak lupa, Baginda berkata kepada rakyatnya,
"Kalian semua akan menyaksikan sesuatu yang sangat luar biasa hari ini. Abu Nawas akan memindahkan masjid ke tempat yang baru," ujar raja.
"Baik Baginda, masjid ini akan saya pikul di pundak saya," kata Abu Nawas.
Orang yang hadir terdiam, menanti apa yang akan dilakukan Abu Nawas. Abu Nawas kemudian maju ke depan orang-orang, kemudian berhenti, lalu membungkuk sambil menyingsingkan lengan baju serta celananya.
Abu Nawas meminta orang-orang agar mengangkat masjid untuk diletakkan di pundaknya agar Abu Nawas bisa memindahkan masjid ke tempat lain.
Para hadirin terkejut dengan ucapan Abu Nawas tersebut. Mereka saling berpndangan satu sama lain tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"Wahai Tuan-Tuan, jumlah kalian sangatlah banyak, kira-kira sampai dua ratus orang dan kalian semua sudah makan, pasti kuat. Tolong bantu saya mengangkat masjid ini ke pundak saya, "ujar Abu Nawas.
"Wahai Abu,apa kamu gila, kami semua pasti tidak akan mampu mengangkatnya," ujar salah satu yang hadir.
Abu Nawas kemudian mengadu kepada raja,
"Baginda, bukan salahku tidak bisa memindahkan masjid. Orang-orang tidak mau membantu saya untuk mengangkat masjid ke pundak saya," kata Abu Nawas.
Raja pun tersenyum mendengar ucapan Abu Nawas. Namun raja memberikan acungan jempol atas cara yang digunakan Abu Nawas untuk berkelit.
Pada suatu hari yang cerah, Raja Harun berbicara di depan rakyatnya.
"Setelah melaksanakan shalat Jumat besok, kalian jangan pulang terlebih dahulu karena saya akan membuat pengumuman yang sangat penting."
Rakyat yang hadir berbisik-bisik kiranya pengumuman apa yang akan disampaikan oleh raja mereka.
Setelah shalat Jumat selesai, raja membacakan pengumuman.
"Tempat di sekitar masjid kita ini sangatlah ramai dan penuh sesak. Jadi, saya akan memindahkan masjid kita ini ke lokasi lain. Siapapun orangnya yang bisa memindahkan masjid ini, maka akan aku beri hadiah sekarung emas."
Tampaknya tak seorang pun dari rakyatnya menyanggupi permintaan raja mereka. Raja Harun mengulanginya beberapa kali kemudian memandangi rakyatnya satu per satu.
Terhentilah pandangan ketika tampak sosok yang tak asing lagi yaitu Abu Nawas. Kemudian raja menunjuk Abu Nawas sambil berkata,
"Abu Nawas, bagaimana denganmu?" tanya raja.
Abu Nawas terkejut juga, dan beliau menjawab,
"Saya akan memindahkan masjid, tapi saya mempunyai satu syarat, Baginda?"
"Apa itu, katakanlah, "jawab Baginda.
"Sebelumnya setelah shalat Jumat besok, Baginda mengadakan pesta jamuan untuk rakyat," jelas Abu Nawas.
"Baiklah kalau memang begit syaratnya," jawab Baginda.
Semua yang hadir di situ terdiam seribu bahasa. Merekan heran sekali dengan kesanggupan yang dilontarkan oleh Abu Nawas. Mereka tak bisa membayangkan bagaimana Abunawas memindahkan masjid.
Pesta Rakyat yang Meriah
Akhirnya, hari Jumat yang ditunggu-tunggu telah tiba. Setelah selesai melaksanakan shalat Jumat di masjid, mereka semua menyantap hidangan yang lezat-lezat yang telah disiapkan oleh raja.
Setelah pesta usai, raja pun mengingatkan Abu Nawas,
"Wahai Abu Nawas, kini saatnya engkau melaksanakan pekerjaanmu," ujar raja.
Tak lupa, Baginda berkata kepada rakyatnya,
"Kalian semua akan menyaksikan sesuatu yang sangat luar biasa hari ini. Abu Nawas akan memindahkan masjid ke tempat yang baru," ujar raja.
"Baik Baginda, masjid ini akan saya pikul di pundak saya," kata Abu Nawas.
Orang yang hadir terdiam, menanti apa yang akan dilakukan Abu Nawas. Abu Nawas kemudian maju ke depan orang-orang, kemudian berhenti, lalu membungkuk sambil menyingsingkan lengan baju serta celananya.
Abu Nawas meminta orang-orang agar mengangkat masjid untuk diletakkan di pundaknya agar Abu Nawas bisa memindahkan masjid ke tempat lain.
Para hadirin terkejut dengan ucapan Abu Nawas tersebut. Mereka saling berpndangan satu sama lain tanpa mengeluarkan suara sedikitpun.
"Wahai Tuan-Tuan, jumlah kalian sangatlah banyak, kira-kira sampai dua ratus orang dan kalian semua sudah makan, pasti kuat. Tolong bantu saya mengangkat masjid ini ke pundak saya, "ujar Abu Nawas.
"Wahai Abu,apa kamu gila, kami semua pasti tidak akan mampu mengangkatnya," ujar salah satu yang hadir.
Abu Nawas kemudian mengadu kepada raja,
"Baginda, bukan salahku tidak bisa memindahkan masjid. Orang-orang tidak mau membantu saya untuk mengangkat masjid ke pundak saya," kata Abu Nawas.
Raja pun tersenyum mendengar ucapan Abu Nawas. Namun raja memberikan acungan jempol atas cara yang digunakan Abu Nawas untuk berkelit.
No comments:
Post a Comment