Saturday, 12 December 2015
tips mendorong semangat anak
tips mendorong semangat anak
Seorang anak suatu hari menangis dan mengadu pada ibunya, “Bu, benarkah bibirku dower? Semua temanku bilang begitu, sampai mereka memanggilku si dower.”
Si ibu menatap anaknya, kemudian berkata dengan tegas, “Sini nak. Benar kata temanmu, bibirmu memang dower. Tapi, meskipun bibirmu ower, kamu akan menjadi seorang pembicara yang hebat. Kamu akan diundang ke mana-mana untuk berbicara. Dengan bibir dowermu itu, kamu akan ceramahi orang-orang yang menghinamu itu. Mereka akan takjub dengan apa yang kamu sampaikan.”
Si anak serta-merta menghentikan tangisnya. Ia begitu terkesima dengan kata-kata ibunya yang berapi-api. Ia seperti dilambungkan ke masa depan yang penuh harapan. Kini ia merasa hinaan kawan-kawannya begitu kecil dan tak ada artinya. Ia tak ingin lagi menggubrisnya.
Hari demi hari ia lalui dengan melalap buku demi buku. Tubuhnya yang ringkih dan memiliki kelainan jantung membuatnya tak bisa banyak bermain dan berolah raga seperti layaknya anak laki-laki lainnya. Karena itulah waktunya lebih banyak digunakan di perpustakaan. Ketika teman-temannya disibukkan dengan aktifitas fisik, ia tenggelam dalam lautan ilmu.
Ketika berkumpul dengan teman-temannya, ia sering bercerita banyak hal menarik dari bacaannya. Teman-teman dibuat takjub dengan apa yang diceritakannya. Ia sering menjadi pusat perhatian. Si anak minder itu lambat laun tumbuh makin percaya diri. Ia sadar bahwa bukan otot saja ukuran kekuatan kehebatan seorang anak laki-laki
Tak hanya sesama anak yang kagum padanya. Banyak juga orang dewasa yang merasa baru pertama kali mengetahui sesuatu dari mulut anak laki-laki ini. Ia menjadi semakin rakus dalam membaca. Ia tak hanya ingin menikmatinya sendirian. Ia tebar kenikmatan yang diperoleh dari buku kepada lingkungan sekitarnya. Tak hanya melalui mulut, namun juga tangannya, yaitu dengan tulisannya. Seiring perjalanan waktu, si anak makin terlatih dalam kedua bidang itu.
Kini ia menjadi sosok yang sangat dikenal piawai dalam berbicara dan menulis. Gaya menulisnya sama memikatnya dengan cara bertuturnya. Apa yang disampaikannya berbobot dan mudah dicerna. Bidang kejiwaan yang digelutinya selama di bangku kuliah makin membuatnya menguasai bisa keluarga yang merupakan hal terpenting dalam proses pembentukan manusia.
Hari-harinya selalu dipadati dengan undangan demi undangan diskusi di berbagai kota di Indonesia. Banyak bukunya yang mengalami cetak ulang berkali-kali. Yang mengagumkan tak hanya isinya, namun juga kecepatan menulisnya. Pernah ia menulis sebuah buku yang laris di pasaran, hanya dalam waktu tiga hari.
Melihat profil dan kiprahnya saat ini, mungkin orang tak percaya bahwa dulunya ia adalah seorang yang tak percaya diri. Olok-olok dan hinaan temannya hampir menenggelamkannya pada rasa frustasi. Namun ibu dari anak laki-laki ini mampu menjadikan hinaan ini menjadi sebuah dorongan yang membuatnya melesat bagai anak panah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment