Mendengkur Bukan Humor,
Jangan Putus Asa!
"Tertawalah, dan seluruh dunia akan tertawa bersamamu—mendengkurlah dan kamu akan tidur sendirian" — Anonim.
Kompas.com Mendengkur, kondisi yang paling
ingin dihindari ini, menyerang 40 persen pria secara musiman dan 25 persen pria
lainnya menjadikannya sebagai sebuah kebiasaan. Adapun wanita yang mendengkur
hanya ada 5-10 persen. Apabila dengkuran sudah menjadi bagian dari kebiasaan,
hendaknya perlu dilakukan beberapa tindakan penanggulangan.
Sementara itu, apnea adalah sebuah keadaan saat pernapasan berhenti. Apnea yang terjadi kala tidur disebut apnea tidur (sleep apnea). Dalam apnea tidur obstruktif, terdapat penghentian aliran udara kendati upaya pernapasan pada saat tidur memang menurunkan kadar oksigen dalam darah dan akumulasi karbon dioksida. Otak memerlukan kadar oksigen yang konstan sehingga jantung harus selalu berupaya memompa lebih keras guna memberikan kadar oksigen yang tepat ke otak kala tidur.
Sementara itu, apnea adalah sebuah keadaan saat pernapasan berhenti. Apnea yang terjadi kala tidur disebut apnea tidur (sleep apnea). Dalam apnea tidur obstruktif, terdapat penghentian aliran udara kendati upaya pernapasan pada saat tidur memang menurunkan kadar oksigen dalam darah dan akumulasi karbon dioksida. Otak memerlukan kadar oksigen yang konstan sehingga jantung harus selalu berupaya memompa lebih keras guna memberikan kadar oksigen yang tepat ke otak kala tidur.
Jangka
panjangnya, hal ini dapat memicu terjadinya stroke atau risiko penyakit jantung
lainnya. Otak diharapkan mampu mengirimkan sinyal ke jantung untuk meningkatkan
pengeluaran dan meringankan aktivitas tidur sebagai hasil peningkatan tonus
otot serta berkurangnya sumbatan saluran napas bagian atas. Rangkaian kejadian
ini diharapkan dapat mengatasi gangguan yang dialami penderita kurang tidur dan
mengurangi rasa kantuk berlebih pada siang hari.
Kondisi lain
adalah sindrom tahanan saluran napas bagian atas, yang merupakan area abu-abu
antara mendengkur dan sindrom apnea tidur. Pada kondisi ini terjadi
penghentian parsial aliran udara yang mengakibatkan meningkatnya intensitas
terbangun pada malam hari, seperti yang terjadi pada sindrom apnea tidur
dengan mekanisme yang berbeda. Penderita sindrom ini juga mengalami rasa kantuk
yang berlebih pada siang hari, dengan angka polisomnografi mendekati normal dan
peningkatan indeks gairah.
Gejala
klinis sindrom apnea tidur terbagi menjadi dua bagian, yakni kala tidur
dan kala siang. Kala tidur penderita mengeluarkan suara dengkuran, tersedak,
terengah-engah, gelisah, sering buang air kecil, dan mengeluarkan keringat
berlebih. Sementara kala siang penderita mengalami rasa kantuk berat, nyeri
kepala pada pagi hari, lebih rentan tersulut emosi, penurunan kinerja seksual,
dan tampak depresi/cemas.
Mengorok dan
sindrom apnea tidur kerap terjadi di masyarakat. Usia penderita yang
mengalami gangguan ini memiliki rentang yang cukup lebar. Kendati anak-anak
hendaknya tidak mengorok atau bernapas dengan mulut, beberapa kasus ditemukan
pada penderita anak yang mengalami pembesaran tonsil dan adenoid.
No comments:
Post a Comment